Pro dan Kontra Penutupan Terminal Lebak Bulus
Akhir-akhir
ini adanya wacana penutupan terminal AKAP Lebak bulus, ternyata benar-benar
direalisasikan oleh Gubernur DKI Jakarta. Penutupan ini dinilai hanya akan memindahkan masalah di
Jakarta, bukan menyelesaikannya. Rencana pengalihan rute bus ke tiga terminal
lainnya juga tidak akan memberikan solusi bagi para karyawan di terminal.
Banyak Pro dan Kontra tentang penutupan terminal lebak bulus ini.
Bukan
hanya para sopir, karyawan dan penumpang yang resah akibat rencana penutupan
terminal AKAP Lebakbulus, Jakarta Selatan. Para pedagang asongan kini bingung
karena mereka terancam kehilangan sumber penghasilan.
Penutupan
terminal AKAP Lebakbulus dilakukan untuk melancarkan pembangunan proyek MRT.
Rencananya, bus-bus antar kota yang tadinya menuju Lebak Bulus akan dialihkan
ke terminal Kampung Rambutan, terminal Pulogadung, dan terminal Kalideres.
Pemerintah
seharusnya menyediakan lokasi baru yang masih kosong di wilayah Jakarta
Selatan. Pengalihan rute ke Terminal Kampung Rambutan, Pulogadung, dan
Kalideres hanya akan memindahkan masalah.
Para
karyawan yakni sopir dan kernet yang keberatan dengan penutupan terminal
tersebut masih melakukan aksi di dalam Terminal Lebakbulus. Mereka
membentangkan spanduk dan menyanyikan yel-yel. Hingga saat ini, aksi
berlangsung secara kondusif.
Penolakan
warga terkait penutupan Terminal Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) Lebak
Bulus, Jakarta Selatan, disebabkan kurangnya sosialisasi dari Dinas Perhubungan
DKI Jakarta.
"Dishub kurang dalam sosialisasi kepada sopir, kenek, penjual tiket, warga, dan sebagainya. Sampai hari ini pun saya belum melihat dan mendengar ada langkah-langkah dari Dishub untuk mengencangkan sosialisasi untuk melakukan pendekatan atau dialog," kata Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta.
"Dishub kurang dalam sosialisasi kepada sopir, kenek, penjual tiket, warga, dan sebagainya. Sampai hari ini pun saya belum melihat dan mendengar ada langkah-langkah dari Dishub untuk mengencangkan sosialisasi untuk melakukan pendekatan atau dialog," kata Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar